1.Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana
Dua Sektor
Dalam perekonomian tertutup sederhana.sektor yang terlibat adalah rumah
tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta (sebagai produsen)
tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer
pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsidan tidak berhubungan
dengan perekonomian internasional baik ekspor maupun impor.
Terdapat dua model analisis perekonomian tertutup sederhana yaitusebagai
berikut :
2.Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan
investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar,
karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan
untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap
kebocoran apabila digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi
pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi,
karena Investasi dapat menambah pendapatan nasional.
Jika digambarkan kembali dalam arus melingkar seperti gambar diatas maka
tidak jauh berbeda, karena masih saling terkait satu sama lain.
Bagi rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya
menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa.Namun
sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan
tabungan.
2.1. Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan adalah
pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi.
Kita dapat mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional
dengan menggunakan fungsi tabungan.Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara
tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan,
dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y.
Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Pembahasan :
Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka l a n g k a h pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam f u n g s i tabungan kemudian memasukan n i l a i pendapatan (Y) ke dalam fungsi tabungan.
Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka l a n g k a h pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam f u n g s i tabungan kemudian memasukan n i l a i pendapatan (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 +
0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 +
(1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan
keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
2.2. Investasi
Investasi yang lazim disebut sebagai penanaman modal merupakan
pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa
yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman
modal dilakukan dalam satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai
berikut :
- Pembelian
berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi
lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri perusahaan.
- Pengeluaran
untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik,
dan bangunan-bangunan lainnya.
- Pertabahan
nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang
masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan
nasional.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor
terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I).
Y = C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 +
0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan
pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
3.Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier adalah hubungan kausal antara variabel
tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka pengganda
tersebut memepunyai angka yang tinggi, maka dengan perubahanyang terjadi
pada variabel tersebut akan memengaruhi angka terhadap tingkat pendapatan
nasional yang besar juga, dan sebaliknya. Perubahan pendapatan anasional itu
ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang disebut dengan koefisien
multiplier.
Proses multiplier
adalah adanay perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
adalah adanay perubahan pada variabel investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseombangan pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan
besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila
terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai
berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum +
Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang =
120 + 8 = 128 milyar rupiah
4.Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Penganguran
4.1.Masalah pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari adanya peningkatan dalam GDP
(Gross Domestic Product) atau GNP (Gross Nasional Product) jika terdapat
peningkatan maka dapat berarti menunjukkan adanya peningkatan pendapatan
perkapita. Karena GDP merupakan angka yang menunnjukan total suatu produksi
dalam suatu Negara. Semakin tinggi GDP berarti total produksi semaki besar.
Hanya saja yang biasanya terjadi adalah pembagian pendapatan nasional yang
tidak merata. Oleh karena itu tidaklah menjadi cerminan sebuah Negara apabila
GDP nya rendah maka smua masyarakatnya miskin, dan jika memiliki GDP yang besar
maka masyarakatnya akan kaya raya. Untu itu pemerintah harus mengeluarkan
kebijakan yang dapat megurangi kesenjangan pemdapatan antar warga Negara.
4.2. Inflasi
Menurut A.P. Lehner inflasi adalah keadaan terjadi kelebihan permintaan
(Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan
(Anton H Gunawan, 1991).Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai
suatu kenaikan harga yang terus-menerus dari barang dan jasa secara
umum.Menurut Boediono (1995)inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk
naik secara umum dan terus-menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut
inflasi, kecualiapabila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan
kenaikan sebagian besar
dari barang-barang lain. Inflasi diakibatkan oleh :
a. Demand-pull Inflation.
Inflasi ini bermula dari adanya permintaan total (agregat demand),
sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hamper
mendekati kesempatan kerja penuh.
b. Cost-Push Inflation
Cost plus inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya
produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai
dengan adanya penurunan dalam penawaran total (aggregate supplay) sebagai
akibat kenaikan biaya produksi.
Menurut Keynes terjadinya inflasi disebabkan oleh permintaan agregat
sedangkanpermintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi bank sentral, namun
dapat puladisebabkan oleh pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun
oleh swasta danpengeluaran konsumsi pemerintah yang melebihi penerimaan
(defisit anggaran belanjaNegara) dalam kondisi full employment.
4.3. Pengangguran
Adanya pengangguran bagi sebuah Negara berarti menunnjukan perekonomian
Negara tersebut tidak dalam kondisi full-employment.Ada faktor produksi yang
tidak terpakai yaitu tenaga kerja. Memang idealnya pada suatu Negara harus
berada dalam keadaan full- employment, akan tetapi untuk mencapai keadaan
tersebut sangat sulit. Tingkat penganguran memang selalu terjadi di Negara
manapun.Dan keadaan ini memang selalu menjadi pusat perhatian para pemimpin
bangsa dan para ekonom. Pengangguran tentu tidak baik bila terjadi, karen aakn
menimbulkan kerawanan sosial seperti pencurian, kriminalitas dll
Hubungan dari pertumbuhan ekonomi, inflasi dan juga masalah
pengangguran.
hubungan dari ketiga permasalah ini memang saling berkaitan. Karena dalm suatu Negara selalu mengalami pertumbuhan ekonomi yang berbeda beda. Biasanya pertumbuhan ekonomi selalu diikuti dengan adanya inflasi dan jga pengangguran.
hubungan dari ketiga permasalah ini memang saling berkaitan. Karena dalm suatu Negara selalu mengalami pertumbuhan ekonomi yang berbeda beda. Biasanya pertumbuhan ekonomi selalu diikuti dengan adanya inflasi dan jga pengangguran.
Pertumbuhan ekonomi memang dapat dilihat dari adanya peningkatn
atau penurunan GNP atau GDP. Jika GNP menurun maka pendapatan perkapita pun
menurun dan akhirnya akanterjadi inflasi karena daya beli atau daya konsumsi
masyarakat menurun. Inflasi menjadi masalh besar dalam suatu Negara karena
terjadinya angka penurunan daya beli masyarakat yang juga akan berakibat pada
produsen yan akan kesulitan untuk berproduksi dan memjual barang barangnya.
Inflasi juga memengaruhi tingkat suku bunga pada perbankan, terutama
tingkat suku bunga pinjaman danakan makin menyulitkan para pihak swasta yang
berkeinginan untuk menekan biaya produksi di waktu inflasi terjadi. Jika
keadaan tersebut tidak membaik pihak swasa tidak bisa untuk menekan angka
biaaya produksi sedangka daya beli masyarakat menurun dan akirnya terjadi
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan akan mengakibatkan pengangguran dalam suatu
Negarabertambah .Tentu saja keadaan seperti ini kurang baik karena dapat
menimbulkan kerawanan sosial seperti kasus pencurian dan kriminalitas.
5.Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional
didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat
tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang
di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan
jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah
daripada barter yang
lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi
modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk
melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang
didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan
pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
6.Teori Uang dan Motif Memegang Uang
Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori
uang dinamis.
1. Teori uang statis
Teori Uang Statis atau disebut juga “teori kualitatif statis” bertujuan
untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada
harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena
tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori uang statis adalah:
· Teori Metalisme
(Intrinsik) oleh KMAPPUang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat,
melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas
dan uang perak.
· Teori Konvensi
(Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari
Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan
masyarakat untuk mempermudah pertukaran.
· Teori Nominalisme
Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.
· Teori Negara
Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi
alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya
kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.
2. Teori uang dinamis
· Teori Kuantitas dari
David Ricardo
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat
tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi
dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan
juga sebaliknya.
· Teori Kuantitas dari
Irving Fisher
Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh
Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa
sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang.
· Teori Persediaan Kas
Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
· Teori Ongkos Produksi
Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam
dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
3. Motif Memegang Uang
Manusia memiliki alasan masing-masing dalam memegang uang / duit dalam
kehidupan sehari-hari sehingga mereka mau memiliki dan menyimpan uang di rumah,
di bank, di dompet, di celengan, dan lain sebagainya.
a. Untuk kebutuhan Transaksi
Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
tingkat pendapatan nasional.
b. Untuk Berjaga-Jaga
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional.
Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka tingkat kesadaran terhadap masa depan
akan semakin tinggi. Kondisi masa depan yang tidak menentu akan mendorong orang
untuk melakukan motif ini. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin
tinggi akan perlunya uang untuk berjaga. Secara aggregate semakin tinggi
pendapatan nasional, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga
juga akan semakin tinggi.
c. Untuk Mendapatkan Keuntungan /
Berinvestasi
Arti spekulasi pada motif ini adalah spekulasi dalam pembelian dan
penjualan surat-surat berharga. Motif ii dipengaruhi oleh tingkat suku bunga.
Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga surat-surat berharga akan turun.
Jadi naiknya tingkat suku bunga akan menaikkan permintaan untuk spekulasi dan
sebaliknya
7.Bank Sentral dan Bank Umum
a. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor
13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur
pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga
stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan
lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank
yang ada di Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan
produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada
masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa
asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain
ebagainya.
8.Kebijaksanaan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan
moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, “margin requirement”,
kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir
atau melalui persetujuan melaui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni
menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat
dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer
pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan
harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter
berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang
agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran
dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan
salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat
terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan
likuiditas.
Sumber :
0 komentar:
Post a Comment